Berita Foto : Kopassus Simulasi Pengamanan Presiden

Jumat, 07 Desember 2012
BANTEN-(IDB) : Sejumlah prajurit Grup 1 Kopassus TNI AD mengikuti simulasi pengamanan Presiden di Alun-alun Barat, Serang, Banten, Jumat (7/12). 

Kegiatan tersebut bagian dari program latihan pencegahan teror terhadap tamu VIP dan pejabat tinggi termasuk Presiden.





Sumber : Antara

Jepang Kerahkan Kapal Perusak Hadapi Roket Korut

TOKYO-(IDB) : Jepang mengirim tiga kapal perusak ke perairan di mana Korea Utara (Korut) mengatakan roket pembawa satelitnya akan diluncurkan.

Tayangan televisi Jepang, Kamis, menunjukkan tiga kapal perusak Aegis bersenjatakan pencegat peluru kendali SM-3 meninggalkan pangkalan mereka di Sasebo, sekitar 900 kilometer (560 mil) di barat Tokyo.

Mereka dilaporkan menuju Laut China Timur dan Laut Jepang, hamparan perairan yang dikenal di Korea sebagai Laut Timur.

Secara terpisah, satu kapal angkatan laut yang membawa rudal balistik PAC-3 (Patriot Advanced Capability-3) tiba di pulau Okinawa dari Miyakojima, Kamis pagi.

Tayangan televisi menunjukkan unit Angkatan Bela Diri membongkar rudal dari kapal di pelabuhan pulau itu, yang terletak pada penerbangan yang diperkirakan sebagai jalur roket.

Di Tokyo, Kementerian Pertahanan telah menyebarkan baterai PAC-3 lain di markasnya sebagai bagian dari upaya untuk mencegat apapun yang menuju ke daratan Jepang.

Kabinet Perdana Menteri Yoshihiko Noda berencana untuk mengadakan pertemuan keamanan pada Jumat untuk mengeluarkan perintah menembak jatuh roket jika tampaknya akan jatuh di wilayah Jepang, kata laporan Jiji Press.

Konfirmasi langsung dari laporan itu tidak tersedia.

Korea Utara yang komunis itu mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka akan meluncurkan roket antara 10-22 Desember - roket jarak jauh kedua yang diluncurkan tahun ini setelah peluncuran sebelumnya gagal pada April.

Jepang mengambil langkah-langkah defensif yang sama pada saat itu.

Hal ini dilaporkan dan diberitahukan kepada negara tetangga termasuk Jepang mengenai lintasan peluncuran yang direncanakan.

Pyongyang menegaskan, upaya itu diarahkan semata-mata untuk penggunaan damai ruang angkasa, namun banyak masyarakat internasional mengatakan peluncuran satelit tersebut adalah kedok bagi uji coba rudal.

Washington dan Seoul mendesak Pyongyang untuk membatalkan peluncuran, sementara itu Tokyo menunda pembicaraan pekan ini dengan Korea Utara.





Sumber : Antara

Pangkostrad Tinjau Pembangun Garasi Tank Leopard Yonkav 1

JAKARTA-(IDB) : Pangkostrad Letnan jenderal TNI M. Munir pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 mengunjungi pembangunan Garasi Leopard di Yonkav 1 Kostrad Cijantung. Pada kesempatan itu Pangkostrad melihat lihat pembangunan garasi. Dalam kunjungan pangkostrad tersebut didampigi  oleh Komandan Batalyon Kav 1 Kostrad Mayor Kav Eko.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 1 Kostrad, Batalyon Kavaleri 1/ Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad pada khususnya dan di jajaran TNI AD pada umumnya.

Pemerintah RI melalui Angkatan Darat akan mendatangkan kendaraan tempur baru jenis MBT dari Jerman yaitu Leopard dan Batalyon Kavaleri 1/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Wujud nyata dari persiapan tersebut adalah mulai dibangunnya garasi untuk Leopard di dalam satuan Batalyon Kavaleri 1/Tank. Garasi Tank Leopard sedang dipersiapkan dan direncanakan akan selesai secepatnya.





Sumber : TNI AD

Iran Tawarkan Teknologi Tangkal Drone Asing

TEHRAN-(IDB) : Menyusul keberhasilan Iran menangkap pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Teluk Persia, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ramin Mehmanparast mengatakan, Tehran siap bekerja sama dengan negara-negara regional untuk melawan pesawat tanpa awak yang menyusup ke wilayah udara mereka.
 
"Kami siap bekerja sama dengan semua negara di kawasan pada semua isu yang mengancam keamanan regional," kata Mehmanparast, seperti dikutip ISNA pada hari Jumat (7/12).
 
"Kami menganggap kerja sama regional sebagai cara terbaik untuk mengatasi krisis dan membangun stabilitas dan keamanan di kawasan," tambahnya.
 
Mehmanparast lebih lanjut menjelaskan Republik Islam menikmati kemampuan pertahanan yang tinggi dan memungkinkannya untuk mempertahankan seluruh garis perbatasan.
 
Dia menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antar negara-negara di kawasan untuk menciptakan stabilitas, keamanan dan pembangunan terbaik di negara-negara regional.
 
"Kita harus meningkatkan kemampuan pertahanan kita untuk mencegah terjadinya perang, konflik dan ketidakstabilan," tegasnya.
 
Sebelumnya, juru bicara Pentagon, George Little mengakui bahwa pesawat tanpa awak yang ditangkap oleh Iran adalah ScanEagle buatan AS. 




Sumber : Irib

Indonesia Akan Latih Polisi Afghanistan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan United Nations Development Program (UNDP), berencana akan memberikan pelatihan kepada 50 anggota Kepolisian Afghanistan.

Rencananya program pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Indonesia, 10 hingga 23 Desember 2012. “Pelatihan ini merupakan bagian dari realisasi komitmen Pemerintah RI untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Afghanistan dengan memberikan bantuan capacity building,” ucap Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan, Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, seperti dilansir oleh situs Kementerian Luar Negeri.

Pelatihan kepolisian difokuskan pada tiga bidang, yaitu lalu lintas, reserse kriminal, dan public police.

Menjelang keberangkatan peserta pelatihan ke Indonesia, Dubes Anshory Tadjudin menerima 6 orang perwakilan dari anggota polisi Afghanistan calon peserta pelatihan dan satu orang perwakilan dari UNDP M. Salim Qayoumi di kantor KBRI Kabul,  Rabu (5/12/2012).

Anshory menuturkan pada pertemuan itu, pihaknya memberikan pembekalan atau briefing singkat kepada para calon peserta pelatihan.

Secara singkat ia menjelaskan mengenai Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, populasi dan cuaca.

Di samping itu, dijelaskan pula sejarah dan struktur POLRI secara singkat dan padat. Sebelum akhir pertemuan.

Ia juga menyampaikan pesan agar para peserta dapat mengikuti semua materi pelatihan dengan baik dan berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat berguna dan diterapkan di Afghanistan.

Salah satu wakil polisi Afghanistan, Bahauddin Durrani, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyediakan program pelatihan kepada polisi Afghanistan.

Pelatihan yang diberikan diharapkan akan mampu memperkaya ilmu dan pengetahuan para peserta pelatihan sebagai bekal dalam menjalankan tugas-tugas mereka sekembalinya di Afghanistan. 




Sumber : Tribunnews

Kontingen Garuda Adakan Induction Training Satgas Pengganti

satgas-tengah-2LEBANON-(IDB) :Staf Operasi Satgas Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) menyelenggarakan Induction Training atau pelatihan bagi personel Satgas pengganti yaitu Konga XXIII-G/UNIFIL yang telah tiba di Lebanon pada gelombang pertama,  kegiatan dilaksanakan di ruang pertemuan Masatgas UN Posn 7-1, Adshid Al Qusayr, Lebanon Selatan, Kamis (6/12/2012).

Adapun materi Induction Training yaitu pengetahuan tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang disesuaikan dengan Standard Operating Prosedur (SOP) yang berlaku dijajaran UNIFIL, dilanjutkan dengan praktek.

Pelatihan yang diikuti oleh Perwira dan sebagian Bintara Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL ini, bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan Satgas sebelumnya, dengan tujuan agar personel Satgas pengganti dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya dengan baik.

Kegiatan pelatihan diisi dengan materi teori prosedur tugas dan tanggung jawab masing-masing staf, paparan tugas secara umum disampaikan oleh Dansatgas Konga XXIII-F/UNIFIL Letkol Inf Suharto Sudarsono dan dilanjutkan paparan tugas secara khusus oleh tiap-tiap Kasi (Kepala Seksi) masing-masing staf. 

Selanjutnya melaksanakan praktek pelaksanaan tugas di masing-masing bagian dan dilanjutkan Tour AO (Area Operation) meninjau pos-pos pengamanan yang dimiliki Indobatt (Indonesian Batallion) yang diikuti oleh Dansatgas dan Kasiops dari Satgas lama maupun yang baru.
  

Rencananya, serah terima kendali operasional secara penuh Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL akan dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012, dengan Komandan Satgas baru Konga XXIII-G/UNIFIL yaitu Mayor Inf Lucky Avianto.





 
Sumber : Poskota

Yonkav 1/Tank Bangun Garasi Leopard


Pangkostrad Letnan jenderal TNI M. Munir pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 mengunjungi pembangunan Garasi Leopard di Yonkav 1 Kostrad Cijantung. Pada kesempatan itu Pangkostrad melihat lihat pembangunan garasi. Dalam kunjungan pangkostrad tersebut didampingi oleh Komandan Batalyon Kav 1 Kostrad Mayor Kav Eko.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 1 Kostrad, Batalyon Kavaleri 1/ Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad pada khususnya dan di jajaran TNI AD pada umumnya.

Pemerintah RI melalui Angkatan Darat akan mendatangkan kendaraan tempur baru jenis MBT dari Jerman yaitu Leopard dan Batalyon Kavaleri 1/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Wujud nyata dari persiapan tersebut adalah mulai dibangunnya garasi untuk Leopard di dalam satuan Batalyon Kavaleri 1/Tank. Garasi Tank Leopard sedang dipersiapkan dan direncanakan akan selesai secepatnya.

Sumber: Pen Kostrad

Pesawat Latih “Terbakar” di Lanud Adisutjipto

YOGYAKARTA-(IDB) : Jumat, (7/12) Pukul 09.00 WIB. Pesawat Latih AS 200 Bravo milik Sekbang TNI AU Adisutjipto dengan nomor SM2028 take off dari run way menuju training area. Dengan Penerbang Kapten Pnb Dian dan Kapten Pnb Dedi mereka melaksanakan latihan rutin mengambil latihan diatas daerah Klaten Jawa Tengah. Namun berselang 20 menit kemudian, pesawat latih tersebut melakukan calling emergency kerena mengalami kerusakan mesin.

Adi Tower merespon berita emergency dari pesawat tersebut dengan melaporkan ke Kadisops dan ke Komandan Lanud Adisutjipto. Seluruh jajaran Lanud Adisutjipto segera siap siaga sesuai bidangnya masing-masing. Akhirnya Pesawat mendarat dengan mesin terbakar dan terperosok di sebelah utara landasan.

Didukung oleh PKP-PK Bandara, Paskhas, ambulance baik dari Lanud Adisutjipto, Bandara maupun Ruspau Hardjolukito serta tim recovery dari Skadik 102, Base Rescue Lanud Adisutjipto segera menyelamatkan penerbang dan pesawat. Jajaran Satpom, dan Intelpam Lanud Adisutjipto mengamankan lokasi kecelakaan sedangkan jajaran Pentak turut dalam pengamanan informasi terutama berkoordinasi dengan wartawan. Dalam kejadian tersebut api dapat segera dipadamkan dengan waktu kurang dari 10 menit. Awak pesawatnya pun dapat diselamatkan dan dievakuasi ke RS Hardjolukito untuk mendapat perawatan.

Kepala Seksi Operasi dan Latihan Lanud Adisutjipto, Mayor Pnb Ones Mus selaku Komando Latihan, Di TKP menjelaskan bahwa Latihan “Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Awak Pesawat ini merupakan program Latihan satuan yang dilaksanakan rutin setiap tahun. Latihan ini dimaksudkan untuk menguji kesiapan satuan-satuan sekaligus menguji Protap penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Awak Pesawat lanud Adisutjipto.”

Sehari sebelumnya Kadisops Lanud Adisutjipto, Kol. Pnb Minggit Tribowo, S.IP, dalam briefing pendahuluan Latihan menegaskan “bahwa latihan ini diharapkan untuk melatih skill para anggota terutama personel dan instansi terkait untuk menanggulangi kecelakaan pesawat yang mungkin terjadi.” Tegasnya.





Sumber : TNI AU

Elang Khatulistiwa TNI AU Laksanakan Terbang Malam

SUPADIO-(IDB) : Sebagai satu-satunya Pangkalan TNI Angkatan Udara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, serta mempunyai alutsista pesawat tempur di pulau Kalimantan, Lanud Supadio harus selalu siap operasional dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara, selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan, demikian disampaikan Danlanud Supadio, Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga disela-sela latihan terbang malam yang digelar Skadron Udara 1, Rabu (5/12).

Danlanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan bahwa bagi penerbang tempur latihan terbang malam bukan hal yang luar biasa. Namun merupakan tuntutan yang perlu dilatihkan, hal ini bertujuan untuk membiasakan terutama ketika saat lepas landas dan mendarat meski hanya mengandalkan instrumen dan visual yang sangat terbatas. Sehingga para penerbang dituntut lebih teliti serta hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu, dan harapannya Latihan ini juga dapat meningkatkan skill (keahlian) dan profesiensi (kemampuan terbang) dari para penerbang Skadron Udara 1.

Senada dengan Danlanud Supadio, Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Soeharsono menambahkan bahwa Latihan terbang malam adalah latihan yang sangat penting bukan hanya bagi penerbang tetapi juga bagi ground crew dalam meningkatkan kemampuan operasional Skadron Udara 1. Latihan terbang malam ini, lanjut Danskadron melibatkan satuan-satuan kerja di Lanud Supadio, Skadron Udara 1, Batalyon 465 Paskhas serta pihak Bandara Supadio. Latihan terbang malam ini direncanakan akan berlangsung dari tanggal 5 Desember s.d 10 Desember 2012.





Sumber : TNI AU

PMPP Butuh Standby Forces 3 Batalyon Mekanis

ARC-(IDB) : Situasi dunia yang semakin tidak menentu dan banyaknya daerah konflik membuat PBB, utamanya Dewan Keamanan semakin sibuk. 

Sebagai negara kontributor pasukan perdamaian, Indonesia juga pastinya kecipratan kesibukan tersebut. Untuk memenuhi permintaan PBB yang kadang kala mendadak, Indonesia sendiri kemudian membuat Pusat Misi Pasukan Perdamaian di Kawasan Sentul Bogor Jawa barat. 

Di tempat inilah para calon Pasukan Garuda mendapat pelatihan intensif dan terintegrasi.

Di tempat ini pula nantinya akan dibangun Standby Forces Pasukan Garuda. Sesuai namanya, pasukan ini merupakan satuan yang siap dikirim kemana pun ke seluruh dunia atas permintaan PBB. Standby forces ini nantinya terdiri dari 1 Batalyon Mekanis yang dilengkapi Panser Anoa.

Akan tetapi, bagi pihak PMPP sendiri, idealnya Standby forces bukan hanya 1 batalyon mekanis. Mereka meminta agar setidaknya Standby Forces ini terdiri dari 3 Batalyon Mekanis, plus dukungannya. Yaitu 2 kompi Zeni dan 2 Kompi Kesehatan. 

Dengan jumlah ini, rotasi penugasan, pelatihan dan kesiagaan bisa dijaga dengan baik. Misalnya, jika ada kejadian gawat, PMPP akan mengirim 1 Batalyon Mekanis,  maka masih ada 1 Batalyon untuk siaga ke tempat lain, serta 1 batalyon lainnya untuk pelatihan. Akan tetapi, terwujud atau tidaknya keinginan dari PMPP ini tentunya tergantung pihak Kementrian Pertahanan.


Area PMPP di Sentul Bogor Jawa barat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Desember 2011. Lalu kemudian pada 20 maret 2012, Sekjen PBB Ban Ki Moon juga mengunjungi fasilitas PMPP. Namun demikian, seluruh fasilitas maupun gedung PMPP saat ini belumlah selesai benar. Kemungkinan besar, seluruh bangunan dan fasilitas akan berdiri megah pada tahun 2014 mendatang.





Sumber : ARC


Korsel Potong Anggaran Proyek KFX Untuk 2013

Kamis, 06 Desember 2012
SEOUL-(IDB) : Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle (lihat foto atas) ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.





Sumber : Angkasa

Pindad Kembangkan Medium Tank Original Rekayasa Sendiri

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad mengembangkan tank tempur medium (Medium Battle Tank) untuk kali pertama. Tapi dipastikan tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana. Pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI. Sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ujar Hery Mochtady, kepala divisi Kendaraan Khusus Pindad di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.


Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. "Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," jelasnya.


Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.

"Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad, Red), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha maupun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang," ungkap Adik di Jakarta akhir pekan kemarin.

Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya. Menurutnya, penciptaan usaha di luar bisnis militer sebenarnya hanya sebagai upaya memeroleh pemasukan yang lebih besar.


"Rumah sakit, itu paling nilainya hanya 30 miliar atau 1,5 persen dari total penjualan Pindad. Begitu pun bahan peledak yang hanya bernilai 60 miliar atau 3 persen dari total penjualan Pindad. Waktu itu, kami melihat ada peluang usaha dan menghasilkan uang, tapi kalau ternyata diatur untuk lepas, ya kami akan lepas saja," ujarnya.





Sumber : JPNN

Korsel Potong Anggaran Proyek Jet Tempur KFX


6 November 2012, Jakarta: Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.

Sumber: Angkasa

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Masih Layak Dipakai

F-16 di hanggar. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

6 November 2012, Madiun: Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengatakan jumlah pesawat tempur yang berada di Lanud Iswahyudi berusia cukup tua, seperti pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980 dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

"Namun, batas pemakaian pesawat tempur tidak bisa dilihat usia melainkan dilihat dari penggunaan jam terbang. Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai," katanya saat menerima kunjungan Deputi VII bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenkopolhukam Marsekal Muda TNI Agus Barnas dan para wartawan media cetak dan elektronik dalam rangka kegiatan Press Tour, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Rabu (5/12).

Harapannya kata dia, industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Kita semua berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI agar bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force) pada 2025 nanti," katanya.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI Angkatan Udara akan menambah 102 alat utama sistem senjata baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

"Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara," kata Kasau pada pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik (Rakernislog) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau, Cilangkap Rabu (5/12).

Menurut dia, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka ‘The First Class Air Force’ yang dicita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Sumber: Info Publik

Panglima TNI : Tidak Ada Anak Emas

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membantah bahwa dana optimalisasi non-pendidikan sebesar Rp678 miliar hanya diberikan kepada Angkatan Laut (AL) saja. Menurut Agus, anggaran itu dialokasikan untuk unit operasi (UO) yang jadi prioritas.

Agus menjelaskan, anggaran untuk TNI sangat terbatas sehingga segala sesuatu harus berdasarkan skala prioritas. Mabes TNI menilai UO yang paling membutuhkan optimalisasi adalah TNI AL dan AU.

Ditemui wartawan di Gedung DPR, Kamis 6 Desember 2012, Agus menjelaskan, anggaran itu digunakan untuk mengamankan sistem pemberitaan dan komunikasi yang berkaitan dengan kapal, pesawat, dan sistem kendali senjata. "Otomatis Mabes TNI (memberikan) ke pangkalan Lanud armada seperti itu. Itu memang menjadi titik berat pembenahan tentang pengamanan berita itu," kata dia.

Agus juga tak menampik bahwa Angkatan Darat bersama UO lainnya juga mengusulkan anggaran, namun Mabes TNI tetap menggunakan skala prioritas. "Jadi tidak ada itu angkatan laut dulu, udara dulu. Tidak ada anak emas," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mengatakan adanya protes dari salah satu UO di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terkait pencairan anggaran optimalisasi nonpendidikan sebesar Rp678 miliar.

Protes salah satu UO itu yang dijadikan alasan Menteri Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, melaporkan pencairan anggaran tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ternyata Rp600-an miliar anggaran itu dikomplain oleh salah satu angkatan di TNI. Mereka bilang 'kami kok ga dapat? Kok cuma TNI AL?' Akhirnya Dipo minta anggaran itu dibintangi. Lalu tersiar mark up dan lain-lain," kata Tubagus beberapa waktu lalu.

Anggaran optimalisasi nonpendidikan di Kemenhan oleh Komisi I DPR akhirnya disetujui untuk digunakan Mabes TNI dan TNI AL. Sementara itu, tiga UO lain yakni Kemenhan, TNI AD dan TNI AU tidak mendapatkan jatah dari total anggaran optimalisasi sebesar US$68 juta tersebut. Belakangan anggaran tersebut diblokir oleh Kementerian Keuangan. 

Cegah Kongkalikong

Meski dana itu tak jadi cair karena permintaan Dipo Alam, Agus mengatakan, Mabes TNI menghargai apapun langkah yang diambil pemerintah. "Karena ini suatu proses yang mengarah pada akuntabilitas."

Jika anggaran tersebut dibintangi, imbuhnya, yang paling penting adalah tidak terjadi markup dan kongkalikong anggaran. Tapi, dia menjamin Mabes TNI akan berbenah jika memang ada langkah yang salah terkait pencairan anggaran tersebut.

Dia juga berharap, anggaran yang sudah dialokasikan pemerintah tersebut bisa digunakan. "Yang rugi pemerintah sendiri sebenarnya jika penyerapan anggarannya tidak terealisir. Pertumbuhan ekonomi akan terganggu," kata dia.

Lalu apakah pembintangan itu dianggap menghambat? "Saya tidak bilang menghambat, tapi ini karena demi proses akuntabilitas." 





Sumber : Vivanews

Komisi I Panggil Menhan dan Menkeu

Rabu, 05 Desember 2012
JAKARTA-(IDB) : Kasus pembintangan anggaran optimalisasi di Kementerian Pertahanan (Kemhan) tahun 2012 sebesar Rp 678 miliar oleh Menkeu, menjadi keprihatinan dan perhatian serius Komisi I. Sebab, belakangan ini Komisi I baru mengetahui bahwa kebijakan membintangi dana optimalisasi di Kemhan itu dilakukan Menkeu akibat surat yang dilayangkan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam.

"Oleh karena itu, Komisi I memandang perlu segera meminta penjelasan pemerintah soal masalah ini. Sehingga Kamis (6/12) siang nanti, sekitar pukul 14.00 WIB, Komisi I memanggil Menhan dan Menkeu untuk meminta penjelasan masalah ini," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin kepada jurnalparlemen.com, Rabu (5/12).

Hasanuddin mengatakan, Komisi I juga memandang perlu meminta penjelasan terkait dugaan kongkalikong pembahasan anggaran Kemhan di Komisi I. Selama ini, kata Hasanuddin, pembahasan anggaran Kemhan dan seluruh mitra di Komisi berjalan transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi, dan tidak ada deal-deal apa pun dengan siapa pun juga.

"Oleh karenanya, kami berharap dalam rapat nanti dengan mengundang Menhan dan Menkeu, Seskab juga bisa hadir menjelaskan atas tuduhannya yang tidak berdasar," kata Hasanuddin.

Lebih lanjut politisi PDIP ini mengatakan, Komisi I telah mendorong agar setiap pengadaan alutsista dari luar negeri harus dilakukan secara langsung G to G atau tidak lewat rekanan lagi. Hal ini guna mencegah pembengkakan nilai barang yang di beli. "Dan itu telah berhasil dilakukan seperti dalam pembelian tank Leopard dari negara asalnya langsung, Jerman. Sehingga kami tidak tahu kenapa disebut ada kongkalikong, di mana hal itu terjadinya."




Sumber : Jurnamen

Indonesia Jajaki Kerja Sama Jangka Panjang Dengan Airbus Military

LONDON-(IDB) : Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama jangka panjang dengan Airbus Military, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatanganan Team Agreement Contract pada April tahun ini.

Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana ke pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol, demikian disampaikan Counsellor KBRI Madrid Theodorus Satrio Nugroho kepada ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya, MenteriPPN/Kepala Bappenas berkunjung ke Spanyol pada 3 Desember dan mengunjungi pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol untuk menjajaki kerja sama jangka panjang antara Airbus Military dengan Pemerintah Indonesia, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia.

Hal itu dilakukan setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatangan Team Agreement Contract pada April tahun ini, ujar Theodorus Satrio Nugroho

Kerja sama jangka panjang ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai "production hub" untuk memasok pesawat ke seluruh dunia. Untuk menjadikan PT Dirgantara Indonesia sebagai perusahaan global, diperlukan investasi besar serta dukungan dari Pemerintah Indonesia.

Pihak Airbus Military menilai bahwa PT Dirgantara Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi perusahaan penerbangan kelas dunia. Diharapkan kerja sama tersebut akan meningkatkan kemampuan PT DI.

Dubes Indonesia untuk Spanyol Adiyatwidi Adiwoso Asmady berharap kunjungan Menteri PPN/Kepala Bappenas tersebut dapat meningkatkan akses Indonesia di bidang teknologi dan kapasitas produksi pesawat terbang. Disamping itu kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan penetrasi Indonesia atas pasar global pesawat udara.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana melanjutkan kunjungan kerjanya ke Inggris untuk memimpin pertemuan Steering Committee Global Partnership for Efective Development Cooperation dan menghadiri High Level Meeting of Development Assistance Committee OECD yang berlangsung selama dua hari tanggal 4--5 Desember 2012.

Armida Alisjahbana adalah salah satu Co-Chairs Global Partnership yang memimpin pertemuan Steering Comittee bersama Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Iweala dan UK Secretary of State for International Development Juntin Greening. 





Sumber : Antara

Connie : Armada Pati Unus & Hari Armada 2012

SINDO-(IDB) : Pertahanan negara seringkali diartikan sebagai segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,keutuhan wilayah,dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Dalam bahasa resmi negara dan undang-undang,dicantumkan bahwa pertahanan negara dijalankan dalam sebuah sistem yang bersifat semesta: melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional, dipersiapkan secara dini, diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah. Jelas pula, seharusnya termasuk menjaga seluruh kekayaan negara demi kepentingan warga negaranya.

Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar. Jika Jerman menetapkan diri sebagai “Jantung Tanah Eropa”, Indonesia dapat mengklaim sebagai “Jantung Maritim Asia Tenggara”. Dengan lebar dari sisi Timur ke Barat yang mencakup 13 persen dunia, memiliki 12 lautan: laut Natuna,Jawa,Sulawesi,Flores, Banda,Aru,Arafuru, Maluku, Seram, Halmahera,Timor dan Sawu berikut lengkap dengan sea lanes of communications (SLOC) yang demikian strategis, telah menempatkan negeri ini dalam posisi geopolitik yang sangat menawan dan suprastrategis.

Dalam perspektif geopolitik dan geostrategi, media laut menjadi sangat vital untuk gelar kekuatan, pembangunan pangkalan militer, jalur kapal selam, dan kapal perang serta arena perebutan pengaruh kepentingan politik, pertahanan maupun ekonomi. Utamanya pada 8 tahun dan 30 tahun ke depan (tahun 2020 dan 2050) dampak menawannya posisi geopolitik ini akan menempatkan kita pada posisi ancaman geostrategi yang lebih krusial dibanding saat para pengelana kolonial memasuki perairan wilayah kita demi rempah-rempah dulu kala—dengan berpacunya negara super power (AS) dan negara negara kawasan menyikapi Two Ocean Policy dari China.

Nun jauh sebelum NKRI berdiri, para pemimpin Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 hingga ke-13 serta Kerajaan Majapahit di ujung abad ke-12 hingga ke-15 telah membuktikan kemampuannya dalam menggunakan wilayah strategis perairan Indonesia dari sisi geopolitik dan geostrategi. ”Kesultanan” kecil seperti Kudus dapat begitu tegasnya memerintahkan ”juru bayarnya” (Kementerian Keuangan dalam konteks Indonesia hari ini) untuk membangun armada laut sangat besar dengan 375 kapal kapal perang raksasa kelas “Jung Jawa”dalam kurun waktu 1 tahun saja, mempersenjatai dan mengerahkan armada kesultanannya (1.000 personel setiap kapalnya).

Seorang Tom Pires bahkan menuliskan dalam Summa Oriental, 1515, bahwa Anunciada (kapal Portugis terbesar di Malaka tahun 1511) sama sekali tidak menyerupai kapal bila disandingkan dengan Jung Jawa! Kesemua ini dilakukan hanya karena mendengar masukan intelijen bahwa bangsa Portugis memasuki Selat Malaka.

*** Ini merupakan bukti bahwa kita pernah memiliki pemimpin- pemimpin yang mampu melihat ”kepentingan warganya” dengan mampu menghitung secara cermat akan untung rugi biaya bagi pembangunan kekuatan pertahanan untuk melakukan fungsi kemaritiman dari armada laut yang harus dibangunnya ver-sus biaya yang akan berdampak pada kesultanan dan masyarakatnya jika ia tidak membangun armada laut yang mumpuni untuk melakukan fungsi kemaritiman dan ekonomi yang harus dijaga nun jauh hingga ke Selat Malaka.

Ratu Kalinyamat pada 1550 mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 buah kapal, memenuhi permintaan Sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari bangsa Eropa.Armada Jepara ini kemudian bergabung dengan armada pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang.Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka.

Cerita tentang Ratu Kalinyamat memang tidak berakhir dengan digelari duchesse atau lord dari Kerajaan Inggris Raya, tetapi namanya ditulis dalam sejarah Portugis dengan julukan yang menggetarkan hati: Rainha de Jepara,Senora Pade Rosa se Rica” (Ratu Jepara yang penuh kekuatan dan kekuasaan). Hari ini kemampuan armada laut kita sangat jauh dari apa yang seharusnya kita miliki.

Jika kita lihat Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan dan dibandingk a n apple to apple dengan Kudus atau Jepara masa itu.Mungkin dengan memiliki pemimpin sekaliber Pati Unus atau Ratu Kalinyamat yang memiliki visi geopolitik dan geostrategi yang mumpuni,di hari armada 2012 ini kita seharusnya sudah mampu mengadakan kekuatan armada laut hingga mencapai kekuatan ideal ala Pati Unus, yaitu sebanyak 149.260 kapal (375 kapal x 398 kabupaten/ kota sesuai otonomi daerah) dengan kekuatan AL sebesar 149.260.000 personel.

Artinya, dengan jumlah personel AL sebesar itu tanpa UU Kamnas sekalipun terbukti hampir setengah dari bangsa Indonesia akan otomatis berwawasan dan berkelakuan peduli bahari. Atau setidaknya, jika kita memiliki pemimpin yang berpandangan akan terbentuknya kerja sama pertahanan laut dengan negara kawasan dan cukup mampu berfikir seperti seorang Ratu Kalinyamat (minimum essential forces era abad ke-15), maka kita hanya memerlukan 15.000 kapal berikut 15.000.000 personel AL-nya.

Samuel Huntington dengan jelas menyatakan bahwa negara yang dapat menyeimbangkan kekuatan China di kawasan hanyalah Indonesia dan Vietnam.Menurutnya, identitas kultural Indonesia yang pernah berdiri sebagai sebuah independent maritime empire dan kultur budaya Vietnam yang telah terbukti selama 5000 tahun unggul dari China, menjadikan kedua negara ini bersama India da Jepang dapat memainkan peran penting dalam keseimbangan regional.

Di Hari Armada 5 Desember 2012 ini,selayaknya kita semua merenungkan apakah kita sudah sepakat untuk menetapkan kekuatan armada AL kita sesuai komitmen yang diperintahkan negara kepada para Laksamana,perwira dan personelnya, di mana sebagai professional navy mereka harus memiliki kemampuan dari sea denial of local waterske kemampuan sea control of a distant seas. Tugas utama dari pro-fes-sional navysesungguhnya adalah tugas pertahanan di samping tugas bantuannya dalam menanggulangi non traditional threats bangsanya.

Untuk membangunnya sebagai professional navy,maka negara harus memenuhi ketersediaan dan kesiapan alutsista dan teknologi peperangan, pendidikan dan rekrutmen prajurit, peningkatan jumlah dan modernisasi peralatan alutsista, kesiapan operasional,peningkatan fasilitas pangkalan militer, perawatan dan perbaikan, serta terwujudnya susunan kekuatan yang mampu melaksanakan proyeksi kekuatan bersifat tempur yang bukan saja mencakup ke mana dan untuk apa kekuatan armada maritim tersebut digelar, tetapi juga mencakup berapa lama gelar tersebut dapat dilaksanakan.

Hari ini kemampuan armada kita di laut hanya 5–10 hari dalam setiap 30 hari/bulan.Artinya ada sekitar 20 sampai 25 hari armada kekuatan maritim kita hanya sandar di pelabuhhan dikarenakan masalah pengadaan bahan bakar yang tidak mencukupi (dipenuhi hanya sekitar 35 hingga 40% dari yang diajukan) untuk mereka dapat melakukan tugasnya baik di gugus tugas Armada Barat maupun di Armada Timur.

*** Maka pertanyaannya,di era high-tech komunikasi dan banyaknya para pemimpin bergelar beragam doktor saat ini,lalu apa yang berjalan salah dari cara kita mengelola critical mass (wilayah,sumber daya dan penduduk) negeri ini? Sehingga posisi geopolitik dan kekayaan sumber daya yang kita miliki tidak mampu membangkitkan kita menjadi negara yang berkemampuan untuk menggelar armada armada laut yang diperlukannya,

untuk kemudian menjadikan negeri ini negeri berkekuatan supra-raksasa seperti era Sriwijaya dan Majapahit atau berkemampuan maritim seperti Kesultanan Kudus dan Jepara sekalipun? Apakah itu terletak pada kesalahan kita sebagai warga negara yang begitu permisif pada kelalaian para pemimpin tingkat pusat dan lokal dalam konsep pandangan dunia dan perspektif geostrategi yang merupakan cara pandang dan memahami dunia dan perubahannya?

Pada pemahaman tentang ancaman dan bagaimana kita mengonseptualisasikan isu pertahanan & keamanan itu sendiri? Atau pada strategi keamanan nasional (kamnas) dengan kemampuan mengidentifikasi perubahan untuk merumuskan struktur kekinian akan armada laut dan dirgantara yang seharusnya terbentuk untuk menjaga 3,2 juta km2 wilayah maritim dan 5.7 jta km2 dirgantara kita?

Dianugerahi letak suprastrategis seperti ini, pepatah latin mengatakan Animis Opibusque Parati – persiapkan segenap pikiran,upaya dan sumber daya untuk menghadapi kemungkinan apa pun.Semoga jawaban pertanyaan di atas tidak terletak pada kedua belas lautan yang kita miliki dan hanya kita banggakan,tanpa kesadaran dan berkemampuan untuk melindungi, menjaga dan memanfaatkannya, sebagaimana nenek moyang kita di abadabad silam melakukannya.





Sumber : Sindo

Keamanan Selat Malaka Dapat Perhatian Serius TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Pentingnya Selat Malaka sebagai lalu lintas perdagangan dunia, menjadi perhatian serius TNI Angkatan Laut. Sebab, di kawasan Selat Malaka rentan terjadi kejahatan, baik perampokan, teroris dan aksh kejahatan lainnya.

Saat gelar upacara peringatan HUT ke 67 Armada RI di Pangkalan Komando Armada Timur, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, sampai saat ini, pihaknya fokus menjaga Selat Malaka dari berbagai gangguan yang mengancam kedaulatan RI.

"Selat Malaka itu atensi pengamanan bagi para prajurit, khususnya TNI AL. Hal ini karena Selat Malaka adalah kawasan penting sebagai jalur lalu lintas dunia," kata Agus dalam pidatonya di depan 2400 prajurit, Rabu (5/11).

Menurut dia, tiap tahunnya, ada sekitar 64 ribu lebih kapal pengangkut komoditi yang melintasi Selat Malaka. Selain itu, ada sepertiga perdagangan dunia juga melewati perairan yang menghubungkan beberapa negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Untuk itu, di tahun 2013 mendatang, TNI akan menyiapkan pengembangan dan peremajaan alutsista (alat utama sistem senjata), guna membangun kapasitas dan kapabilitas secara nasional dan menjaga konsistensi kekuatan pertahanan bangsa."

Selanjutnya, usai menegaskan pentingnya pengamanan di Selat Malaka, pada acara yang dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Pangarmabar Laksamana TNI Sadiman, para Pangkotama TNI AL, sejumlah mantan Panglima Armada RI, mantan KSAL, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito, serta Sekdaprov Jawa Timur Rasiyo itu, juga menghadirkan pertunjukan kolosal Pendaratan Pasukan-M guna mendukung perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melaksanakan Puputan Margarana.

Selain itu, sekitar 2.400 personel mengikuti upacara dan melakukan defile, disertai pameran alat perang TNI. Dan sebelum puncak upacara digelar, juga dilakukan berbagai kegiatan sosial, seperti pembersihan Sungai Kalimas dengan melibatkan semua unsur dari Prajurit TNI.

Ada juga kegiatan bedah beberapa rumah kumuh, pameran Alutsista, parade kesenian, pemecahan Rekor MURI Indonesia berupa memasak nasi goreng melibatkan 1.762 juru masak awak KRI dan Prajurit TNI AL.





Sumber : Merdeka

Dubes AS : Darwin Bukan Pangkalan Militer Amerika Serikat

JAKARTA-(IDB) : Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, menegaskan, Darwin (Australia) bukan pangkalan militer karena Indonesia merupakan negara sahabat dan Amerika Serikat ingin membangun hubungan yang lebih bersifat kemitraan dengan Indonesia.

"Kami tidak ada niat atau keinginan mendirikan pangkalan militer di dekat Indonesia, karena bukan hubungan itu (militeristik) yang kami inginkan, melainkan kemitraan," katanya, dalam diskusi dengan kalangan pers di Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat, di Surabaya, Rabu.

Didampingi Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Joaquin F Monserrate, diplomat senior itu menjelaskan, pihaknya hanya melakukan rotasi prajurit Marinir Amerika Serikat yang selama ini ada di Okinawa dengan jumlah sekitar 2.500-an orang.

"Itu bagian dari rencana pemindahan (rotasi) Marinir dari Okinawa, tapi di sana (Darwin) sudah ada 250 prajurit dan sekarang nol (tidak ada rotasi). Tujuan rotasi itu juga untuk memperlancar latihan gabungan dan perbantuan bencana alam di sekitarnya," katanya.

Tujuan itu, katanya, membuktikan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki kekhawatiran apapun terhadap Indonesia. Karena itu pihaknya tidak berkeinginan membangun pangkalan militer, kecuali membangun kemitraan yang lebih komprehensif.





Sumber : Antara

KASAU : Cermati Upaya Coercive Diplomacy Terhadap Indonesia

JAKARTA-(IDB) : “Upaya mencermati dan mengantisipasi kemungkinan diplomasi pemaksaan (Coercive Diplomacy) oleh Negara maju terhadap Indonesia, perlu disikapi melalui upaya pengembangan National Air Power yang handal, baik pemikiran, konsep, postur maupun implementasinya”. Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP pada pembekalannya kepada Perwira Siswa (Pasis) Sekkau Angkatan ke-92 di ruang kelas utama Kampus Sekkau, Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (5/12).

Strategi pelaksanaan Coercive Diplomacy biasanya dengan memberlakukan ancaman/paksaan dengan kekuatan tertentu, untuk membuat lawan menunda atau tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Strategi diplomasi ini menggunakan ancaman dan kekuatan terbatas, erat kaitannya dengan hubungan yang perlu dijalin dengan pihak-pihak lawan untuk tawar-menawar atau berunding. Dengan demikian diplomasi ini mengarah kepada tujuan ekonomi. Untuk itu selain pengembangan National Air Power yang handal tadi, juga dapat mengekplorasi potensi yang ada di wilayah Dirgantara Nasional disamping tekad dan kerja keras segenap kekuatan bangsa Indonesia.

Kemudian menyinggung upaya peningkatan profesionalisme tanpa pamrih prajurit, Kasau berujar agar para perwira siswa dapat memberikan profesionalisme yang secara bulat mencerminkan kemampuan dan ketulusan untuk memimpin dan membina organisasi TNI AU dan para perwira Angkatan Udara yang diharapkan mampu bertindak sebagai patriot, ahli dalam bidangnya, pembina serta pemikir.

Dipenghujung pembekalannya Kasau berpesan kepada seluruh perwira siswa agar tetap terus meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan dan memacu diri agar punya daya saing dalam meniti jenjang karir selanjutnya, dengan tetap menegakan disiplin dan hukum serta memperkokoh jatidiri TNI disamping itu, “Moral Character” tetap tertanam di segala jenjang dengan menampilkan kemampuan dan habit kerja terbaik bagi TNI Angkatan Udara.

Turut hadir dalam pembekalan ini, Dankodikau Marsekal Muda TNI Ida Bagus Anom,M.,S.E, Dansekkau Kolonel Pnb Hari Budianto, pejabat Kodikau, serta seluruh pejabat dan perwira penuntun Sekkau.





Sumber : TNI AU

Rusia Bentuk Konsorsium Pembuatan Senjata Baru

MOSCOW-(IDB) : Pemerintah Rusia akan menggabungkan dua produsen senjata api di negaranya menjadi satu konsorsium super. Ini merupakan strategi Moskow dalam memodernisasi industri alat utama sistem persenjataan sekaligus memerangi produksi senjata ilegal khas Rusia di negara-negara lain.

Penggabungan itu melibatkan dua pembuat senjata api, yang dua-duanya berbasis di Ural, yaitu Izhmash dan Izhtech. Fusi dua produsen itu akan berada di bawah suatu konsorsium yang memakai nama desainer senjata api legendaris Rusia, Mikhail Kalashnikov.

"Saya akan mendukung terbentuknya suatu korporasi gabungan yang akan mampu berkonsentrasi dalam membuat senjata api modern," kata Presiden Vladimir Putin seperti yang dimuat media Rusia awal pekan ini.

Deputi Perdana Menteri Dmitry Rogozin, yang bertanggungjawab dalam industri pertahanan nasional, yakin bahwa pembentukan konsorsium ini akan meredam produksi senjata api tak berlisensi khas Rusia yang berlangsung marak di negara-negara Eropa Timur, termasuk yang bergabung di Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).   

"Saya yakin bahwa, di bawah bendera baru, kami tidak hanya sekadar membangkitkan produksi di Izhevsk dengan membuat senjata api modern yang mengungguli buatan asing dari segi daya tahan dan daya bunuh, namun juga akan mengatasi produksi tak berlisensi dan bajakan Kalashnikov di 'anggota-anggota baru' NATO," kata Rogozin.

Kementerian Pertahanan Rusia tahun lalu sudah menghentikan pembelian AK-74, yang merupakan varian paling populer senapan serbu Kalashnikov dalam beberapa puluh tahun terakhir. Kini Rusia sejak November lalu sedang ujicoba senjata model baru, yaitu AK-12, yang didesain perusahan Izhmash.   






Sumber : Vivanews

TNI Angkatan Udara Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(iDB) : Program modernisasi Alutsista TNI Angkatan Udara yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka The First Class Air Force yang kita cita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Dikatakan, Rakernislog 2012 yang mengambil tema “Melalui Rakernislog TNI AU TA 2012 kita tingkatkan profesionalisme pembinaan dan dukungan logistik menuju The First Class Air Force”ini, sangat tepat sebab peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan.

Menurutnya terkait dengan Renstra Pembangunan TNI AU Tahun 2010-2014 dan selanjutnya,  TNI AU akan menambah alat utama sistem senjata yang cukup signifikan yaitu, sekitar 102  pesawat  yang terdiri atas F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 maupun Radar akan segera memperkuat TNI AU. “Hal ini akan menumbuhkan  rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau.


Untuk itu Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan dan personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan.





Sumber : Okezone

Latma Elang Indopura Ditutup di Lombok

(Foto: Mindef)

4 November 2012, Lombok" Bertempat di Bandara Internasional Lombok (BIL) Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Dede Rusamsi., didampingi Chief of Air Force (CAF) Republic of Singapore Air Force (RSAF) Major General Ng Chee Meng menutup secara resmi Latihan Bersama (Latma) “Elang Indopura XVII-12 dan Camar Indopura XX-12, baru-baru ini.

Latma Elang Indopura ini sendiri merupakan salah satu bentuk latihan bersama antara TNI AU dengan RSAF yang difokuskan pada teknik tempur dengan melibatkan pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara kedua Negara dan sebagai langkah awal kerjasama dan persahabatan antara Angkatan Udara Indonesia dan Singapura serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Angkatan Udara kedua Negara dalam melaksanakan operasi udara bersama, dalam rangka menanggulangi kemungkinan adanya gangguan keamanan di wilayah perbatasan kedua Negara.

Latihan Elang Indopura yang berlangsung sejak tanggal 12 November 2012 tersebut melakukan berbagai manuver di udara diantaranya pertempuran udara (dog fight) antar pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan F-5 RSAF dengan metode satu lawan satu, satu lawan dua dan dua lawan dua serta melakukan patroli udara bersama. 4 pesawat Hawk 100/200 TNI AU dan 6 pesawat F 5 RSAF terlibat dalam latihan Elang Indopura ini.

Sedangkan Latma Camar Indopura yang berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 27 November 2012 ini, merupakan latma antara TNI AU dan RSAF dalam bidang operasi udara guna meningkatkan kerjasama dalam pengamanan wilayah laut kedua Negara dengan menggunakan pesawat patroli maritime dimana TNI AU menggunakan pesawat CN 235 dan RSAF menggunakan pesawat Fokker 50, selain itu latma ini juga melaksanakan pengamatan dan penanggulangan Illegal Logging, illegal fishing maupun lintas batas yang berdasarkan pada penyamaan persepsi tentang Standard Operating Procedure For Maritim Surveillance.

Sumber: Dispenau

TNI AU Tambah 102 Pesawat untuk Modernisasi Alutsista

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP menyalami peserta Rakernislog 2012 usai pembukaan di Mabesau Cilangkap. Rabu (5/12/2012). (Foto: Dispenau)

5 Desember 2012, Jakarta: Program modernisasi Alutsista TNI Angkatan Udara yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka The First Class Air Force yang kita cita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Penegasan itu dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP pada pembukaan Rakernislog (Rapat Kerja Teknis Logistik) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau Cilangkap Rabu (5/12).

Dikatakan, Rakernislog 2012 yang mengambil tema “Melalui Rakernislog TNI AU TA 2012 kita tingkatkan profesionalisme pembinaan dan dukungan logistik menuju The First Class Air Force”ini, sangat tepat sebab peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan.

Menurutnya terkait dengan Renstra Pembangunan TNI AU Tahun 2010-2014 dan selanjutnya, TNI AU akan menambah alat utama sistem senjata yang cukup signifikan yaitu, sekitar 102 pesawat yang terdiri atas F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 maupun Radar akan segera memperkuat TNI AU. “Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara”, jelas Kasau.

Untuk itu Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan dan personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan.

Sumber: Dispenau
 

Gossip Selebrities Copyright © 2011-2012 Supported by: cara membuat blog | Powered by Blogger